Kenaikan Tarif Trump Picu Lonjakan Harga iPhone Terbaru

Kenaikan harga iPhone diprediksi akan terjadi secara signifikan akibat kebijakan tarif impor baru yang diterapkan oleh pemerintahan Trump. Kebijakan ini akan meningkatkan biaya produksi iPhone, yang pada akhirnya akan dibebankan kepada konsumen.

Tarif impor Trump berupa pajak persentase tambahan pada barang impor ke AS. Tingkat pajaknya bervariasi tergantung negara asal, misalnya China dikenakan tarif 34 persen, Korea Selatan 25 persen, dan Jepang 24 persen. Hal ini berdampak besar pada produksi iPhone karena rantai pasoknya yang global.

Bacaan Lainnya

Sebagian besar iPhone dirakit di China, menggunakan komponen dari berbagai negara seperti Jepang (kamera), Taiwan (prosesor), Korea Selatan (layar), dan Amerika Serikat (memori). Setelah dirakit di China, iPhone diimpor ke AS, sehingga Apple harus menanggung tarif impor 34 persen dari China.

Analis TechInsights, Wayne Lam, memperkirakan biaya produksi iPhone 16 Pro (256GB) dapat naik hingga 54 persen, dari 550 dolar AS menjadi 820 dolar AS. Kenaikan ini akan berdampak pada harga jual, baik di AS maupun di pasar internasional, termasuk Indonesia.

Rosenblatt Securities memperkirakan harga iPhone 16 standar bisa naik dari 799 dolar AS menjadi 1.500 dolar AS, dan iPhone 16 Pro Max (1TB) bisa mencapai 2.300 dolar AS. Harga ini belum termasuk biaya tambahan seperti bea masuk, PPN, dan margin distributor di Indonesia.

Kenaikan harga dasar iPhone akan otomatis meningkatkan seluruh komponen biaya tambahan, termasuk pajak dan margin reseller. Ini karena perhitungan pajak dan margin didasarkan pada nilai barang.

Alternatif Produksi di Dalam Negeri: Sebuah Tantangan Besar

Sebagai solusi, Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick mengusulkan agar Apple memproduksi iPhone di dalam negeri. Namun, ini bukan solusi mudah.

Analis senior di Counterpoint Research, Gerrit Schneemann, menjelaskan bahwa membangun industri produksi iPhone di AS menghadapi tantangan besar. Membangun rantai pasok, merekrut tenaga kerja terampil, dan membangun fasilitas produksi membutuhkan biaya sangat tinggi, bahkan mungkin lebih mahal daripada dampak tarif Trump.

Oleh karena itu, Apple kemungkinan besar akan tetap memproduksi iPhone di luar negeri dan mencari cara untuk mengatasi pajak impor tambahan. Pada masa jabatan pertamanya, Trump memberikan pengecualian kepada beberapa produk Apple. Namun, belum ada indikasi pengecualian serupa untuk kebijakan tarif terbaru.

Dampak Lebih Luas dari Kebijakan Tarif Trump

Kebijakan tarif Trump tidak hanya berdampak pada Apple dan harga iPhone. Banyak perusahaan teknologi lainnya juga merasakan dampak negatifnya. Saham-saham perusahaan teknologi mengalami penurunan signifikan. Beberapa negara bahkan melakukan penyelidikan balasan terhadap praktik monopoli perusahaan-perusahaan teknologi AS.

Situasi ini menciptakan ketidakpastian di pasar global. Perusahaan-perusahaan harus beradaptasi dengan cepat untuk mengatasi dampak kebijakan tarif yang fluktuatif ini. Konsumen juga harus siap menghadapi potensi kenaikan harga berbagai barang elektronik impor.

Secara keseluruhan, kebijakan tarif Trump menimbulkan dampak yang kompleks dan berjangkauan luas, tidak hanya terbatas pada sektor teknologi, tetapi juga pada perekonomian global dan hubungan internasional.

Penting bagi para pelaku bisnis dan konsumen untuk memantau perkembangan situasi ini dan merencanakan strategi adaptasi yang tepat.

Pos terkait