Apple tengah mempertimbangkan pergeseran signifikan dalam rantai pasokannya. Raksasa teknologi ini dikabarkan akan memindahkan sebagian besar produksi iPhone untuk pasar Amerika Serikat dari China ke India. Langkah ini berpotensi mengubah “made in” label pada jutaan iPhone yang terjual di AS.
Rencana ambisius ini pertama kali dilaporkan oleh The Financial Times, mengutip sumber internal Apple. Pergeseran produksi ini bukanlah keputusan yang tiba-tiba, melainkan respons atas dinamika geopolitik dan ekonomi global.
Perang Dagang AS-China: Katalis Perubahan
Perang dagang antara Amerika Serikat dan China menjadi pemicu utama rencana Apple ini. Tarif impor yang diberlakukan oleh pemerintahan Donald Trump pada awal April 2025 telah meningkatkan biaya produksi iPhone di China secara signifikan.
Tarif impor produk China yang mencapai 145 persen menjadi beban berat bagi Apple. Meskipun smartphone dan laptop mendapat sedikit keringanan, perusahaan tetap harus menanggung tarif 20 persen yang telah berlaku sebelum Trump menjabat. Hal ini memaksa Apple untuk mencari alternatif yang lebih efisien secara biaya.
India: Destinasi Produksi Baru iPhone?
India telah muncul sebagai alternatif yang menarik bagi Apple. Meskipun tarif impor dari India ke AS mencapai 26 persen (masih dalam tahap negosiasi), angka tersebut masih lebih rendah dibandingkan tarif dari China.
Apple sebenarnya telah memulai diversifikasi produksi ke India sejak 2017, berkolaborasi dengan Wistron di pabrik perakitan Bengaluru. Produksi iPhone 6s dan iPhone SE di India merupakan langkah awal untuk mengurangi ketergantungan pada China dan menghindari pajak impor tinggi.
Pertumbuhan Produksi iPhone di India
Saat ini, sekitar 14 persen dari total iPhone di seluruh dunia diproduksi di India (April 2024). Para analis memperkirakan angka ini akan melonjak hingga 25 persen pada akhir tahun ini.
Jika rencana pemindahan produksi iPhone untuk pasar AS benar-benar terlaksana, pangsa pasar iPhone “made in India” akan meningkat drastis. Lebih dari 60 juta unit iPhone terjual di AS setiap tahunnya, dan sekitar 80 persen di antaranya saat ini dirakit di China.
Implikasi dan Tantangan
Perpindahan produksi ini akan berdampak besar, baik bagi Apple, India, maupun ekonomi global. Bagi Apple, ini merupakan strategi untuk mengurangi risiko dan meningkatkan efisiensi biaya. Bagi India, ini akan menjadi dorongan signifikan bagi pertumbuhan ekonomi dan sektor manufaktur.
Namun, rencana ini juga dihadapkan pada sejumlah tantangan. India perlu memastikan infrastruktur dan tenaga kerja yang memadai untuk memenuhi permintaan produksi yang besar. Selain itu, negosiasi tarif impor antara AS dan India juga perlu mencapai kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak.
Pihak Apple dan Wistron sendiri masih belum memberikan komentar resmi terkait laporan ini. Namun, jika rencana ini terwujud, pasar iPhone global akan mengalami perubahan signifikan dalam beberapa tahun mendatang. Perpindahan produksi ini tidak hanya berdampak pada rantai pasok Apple, tetapi juga berimplikasi pada peta ekonomi global dan hubungan perdagangan antara AS, China, dan India. Kita perlu menunggu perkembangan lebih lanjut untuk melihat bagaimana rencana ambisius ini akan terlaksana.
