Harga beras dunia tengah mengalami penurunan signifikan. Kondisi ini berbanding terbalik dengan situasi di Indonesia, di mana harga beras dalam negeri relatif stabil. Keberhasilan pemerintah dalam menjaga stabilitas harga menjadi faktor kunci di balik fenomena ini.
Stabilitas harga beras di Indonesia patut diapresiasi di tengah gejolak harga global. Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) berperan aktif dalam menjaga harga dari tingkat petani hingga konsumen.
Harga Beras Dalam Negeri Tetap Stabil
Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, menegaskan komitmen pemerintah untuk mempertahankan harga gabah di tingkat petani sebesar Rp 6.500/kg. Komitmen ini tetap dijalankan meskipun prediksi produksi gabah diprediksi akan menurun dalam dua bulan ke depan.
Arief menjelaskan stabilitas harga beras di dalam negeri merupakan hasil dari upaya menjaga harga di semua rantai pasok. Hal ini memastikan baik petani maupun konsumen mendapatkan harga yang wajar.
“Kalau sekarang harga beras di Indonesia relatif stabil, ya panen raya ini kita semua jaga dengan sangat baik harga di petani baik, harga di konsumen baik,” ujar Arief usai rapat neraca komoditas pangan di kantor Kemenko Pangan, Jakarta Pusat, Jumat (16/5/2025).
Faktor Penurunan Harga Beras Dunia
Penurunan harga beras dunia, menurut Arief, dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran global. India, yang sebelumnya menghentikan ekspor beras untuk memenuhi kebutuhan domestik, kini telah kembali membuka keran ekspornya.
Situasi ini berbeda dengan dua tahun lalu, ketika penghentian ekspor beras oleh India, ditambah dengan dampak El Nino, menyebabkan lonjakan harga beras dunia. Indonesia, yang sebelumnya mengimpor beras dalam jumlah signifikan, kini telah mengurangi impornya secara drastis.
“Artinya begitu India membuka pasar, kemudian Indonesia tidak mengimpor sebanyak sebelumnya itu jenuh. Jenuh berarti harga turun. Harga yang tercatat itu angkanya sekitar US$ 390 sampai US$ 460 per metric ton. Jadi apakah ada kaitannya? Ada. Karena ini internasional punya, international rice market itu memang tergantung supply and demand,” jelas Arief.
Pengaruh Kebijakan Indonesia terhadap Pasar Beras Global
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman sebelumnya menyatakan komitmen Indonesia untuk menghentikan impor beras. Keputusan ini, menurutnya, turut berkontribusi pada penurunan harga beras di pasar internasional.
Perbandingan harga beras dunia sebelum dan sesudah Indonesia mengurangi impornya menunjukkan perbedaan yang signifikan. Harga beras dunia yang pernah mencapai US$ 460 per ton, kini turun hingga US$ 390 per ton. Hal ini menunjukkan dampak kebijakan Indonesia terhadap pasar global.
“Dulu US$ 460 ton (Rp 7,6 juta/ton (kurs Rp 16.581)) di saat kita impor. Terendah yang pernah terjadi ini, karena kita tidak mengimpor itu (harga beras dunia) US$ 390/ton (Rp 6,4 juta/ton). Artinya apa? Indonesia berpengaruh, pada harga beras dunia,” kata Menteri Pertanian.
Stabilitas harga beras di dalam negeri dan penurunan harga di pasar internasional menunjukkan keberhasilan strategi pemerintah Indonesia dalam mengelola sektor pertanian dan pangan. Kemampuan Indonesia untuk memenuhi kebutuhan beras domestiknya sendiri tanpa bergantung pada impor memiliki dampak positif yang signifikan, baik bagi perekonomian nasional maupun pasar beras global.
Ke depan, pemantauan dan pengelolaan produksi beras tetap perlu dilakukan untuk memastikan stabilitas harga dan ketersediaan beras bagi seluruh masyarakat Indonesia. Kerja sama antar instansi pemerintah terkait juga sangat penting untuk menjaga keberlanjutan program ini.
