Pemerintah berencana menyalurkan beras murah dan bantuan pangan beras dalam satu hingga dua bulan ke depan. Hal ini disampaikan Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, sebagai langkah antisipasi kenaikan harga beras.
Kenaikan harga diperkirakan terjadi dua hingga tiga bulan mendatang, seiring berakhirnya masa panen raya. Intervensi diperlukan untuk menstabilkan harga di tingkat konsumen.
Program Beras Murah dan Bantuan Pangan Beras
Penyaluran beras murah melalui Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dan bantuan pangan beras akan segera direalisasikan. Arief menjelaskan, Bulog akan segera merilis berasnya untuk menstabilkan harga di pasaran.
Program SPHP bertujuan untuk menjaga stabilitas harga beras di tengah prediksi kenaikan harga gabah. Pemerintah akan tetap menjaga harga gabah minimal Rp 6.500/kg.
Namun, saat ini program SPHP belum berjalan karena masih dalam masa panen raya. Program ini akan diaktifkan kembali jika harga beras di daerah tertentu sudah mengalami kenaikan.
Sementara itu, bantuan pangan beras masih menunggu koordinasi lebih lanjut, termasuk rapat terbatas dengan Presiden. Oleh karena itu, program ini belum dapat dilaksanakan saat ini.
Cadangan Beras Bulog dan Antisipasi Kenaikan Harga
Arief menyebutkan stok beras Bulog saat ini mencapai 3,7 juta ton. Jumlah ini termasuk transfer stok dari tahun 2024 ke 2025 sebesar 2 juta ton.
Pada Januari dan Februari 2025, sekitar 181 ribu ton beras telah digunakan untuk SPHP dan intervensi bencana. Sisanya, 3,7 juta ton, menjadi cadangan beras nasional.
Pemerintah terus memantau perkembangan harga gabah dan beras. Langkah-langkah intervensi akan dilakukan jika diperlukan untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan pangan.
Langkah-Langkah Antisipasi Kenaikan Harga Beras
Pemerintah berkomitmen untuk menjaga ketersediaan dan stabilitas harga beras. Hal ini dilakukan melalui berbagai program, termasuk SPHP dan bantuan pangan beras.
Selain itu, pemerintah juga terus berupaya meningkatkan produksi beras dan efisiensi distribusi. Hal ini diharapkan dapat menekan potensi kenaikan harga.
Dengan pengawasan ketat dan antisipasi yang tepat, pemerintah optimistis dapat mencegah lonjakan harga beras yang signifikan. Stabilitas harga pangan menjadi prioritas utama pemerintah.
Ke depan, koordinasi antar lembaga terkait akan terus ditingkatkan untuk memastikan efektivitas program stabilisasi harga pangan. Transparansi informasi kepada masyarakat juga menjadi kunci keberhasilan upaya ini.
Kesimpulannya, pemerintah tengah bersiap menghadapi potensi kenaikan harga beras dengan strategi yang terukur. Komitmen untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan pangan bagi masyarakat tetap menjadi fokus utama.
