PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR), emiten Grup Bakrie, terus memperkuat komitmennya terhadap pengembangan ekosistem transportasi rendah emisi di Indonesia. Langkah nyata yang dilakukan adalah dengan meningkatkan pasokan bus listrik, terutama untuk memenuhi kebutuhan TransJakarta.
Tahun lalu, VKTR telah memasok 20 unit bus listrik ke TransJakarta melalui operator PT Sinar Jaya Megah Langgeng. Rencananya, angka ini akan melonjak signifikan tahun ini, mencapai 80 unit.
Direktur VKTR, Achmad Amri Aswono Putro, menyatakan bahwa tambahan pasokan 80 unit bus listrik tersebut merupakan bagian dari upaya VKTR untuk mendukung program elektrifikasi transportasi publik di Jakarta.
Ekspansi Pasokan Bus Listrik VKTR untuk TransJakarta dan Jabodetabek
Tidak hanya itu, VKTR juga telah menerima permintaan untuk merakit bus listrik pengganti armada diesel TransJakarta yang akan dipensiunkan. Hal ini sejalan dengan rencana Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anum, untuk memperluas jaringan bus listrik hingga ke wilayah Jabodetabek.
Direktur VKTR, Bimo Kurniatmoko, menambahkan bahwa permintaan tersebut menunjukkan tingginya kepercayaan pemerintah dan operator transportasi terhadap kualitas produk VKTR.
TransJakarta sendiri menargetkan penambahan 200 unit bus listrik pada tahun 2025, dimulai Juli hingga akhir tahun. Ini merupakan kelanjutan dari program pengadaan 300 unit bus listrik pada tahun sebelumnya.
Bus listrik VKTR yang disuplai untuk TransJakarta merupakan produk rakitan dalam negeri dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) lebih dari 40%. Saat ini, sudah ada 84 unit bus listrik VKTR yang beroperasi di berbagai perusahaan, dengan rata-rata jarak tempuh 210 km per hari dan telah mengangkut sekitar 10 juta penumpang.
Tantangan dan Komitmen VKTR dalam Mendukung Elektrifikasi Transportasi di Indonesia
Selain memasok bus listrik untuk TransJakarta, VKTR juga telah mengirimkan 14 unit truk listrik ke Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur. Truk-truk tersebut terdiri dari berbagai model dan digunakan untuk mendukung operasional Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) IKN.
Meskipun operasional di IKN berjalan relatif lancar, VKTR menghadapi tantangan terkait biaya logistik yang tinggi karena proses perakitan dilakukan di Magelang, Jawa Tengah.
Wakil Direktur Utama Bakrie & Brothers, Ardiansyah Bakrie, menegaskan komitmennya untuk mendorong ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Namun, ia menekankan perlunya dukungan pemerintah mengingat VKTR telah melakukan perakitan kendaraan di dalam negeri dengan komponen lokal mencapai 98%.
CEO VKTR, Gilarsi Wahju Setijono, mengungkapkan bahwa tantangan terbesar saat ini adalah bersaing dengan produsen kendaraan diesel, terutama karena subsidi pemerintah untuk solar yang masih cukup besar. Harga solar yang murah membuat kendaraan listrik masih sulit bersaing secara ekonomi.
Ke depan, VKTR akan terus berupaya meningkatkan kualitas produk dan memperluas pasarnya. Dukungan pemerintah dan sinergi dengan berbagai pihak akan sangat krusial untuk mempercepat transisi menuju transportasi berkelanjutan di Indonesia.





