Jalur kereta peluru Tokaido Shinkansen, salah satu yang tersibuk di Jepang, mengalami gangguan operasional pada Rabu, 1 Mei 2025. Gangguan ini disebabkan oleh seekor ular yang tersangkut di kabel listrik, mengakibatkan pemadaman daya dan mengakibatkan kemacetan perjalanan di tengah liburan Golden Week.
Kejadian ini berdampak signifikan karena Golden Week merupakan periode liburan puncak di Jepang, di mana jutaan warga bepergian. Insiden tersebut menjadi sorotan karena berdampak luas pada mobilitas masyarakat.
Gangguan Operasional Shinkansen Akibat Ular
Layanan kereta cepat antara Tokyo dan Osaka terhenti mulai pukul 17.25 waktu setempat. Central Japan Railway Company mengkonfirmasi operasional kembali pulih sekitar pukul 19.00.
Ular tersebut ditemukan tersangkut di kabel listrik antara Stasiun Gifu-Hashima dan Maibara. Hal ini menyebabkan terganggunya perjalanan kereta dari dan menuju Tokyo serta Shin-Osaka.
Akibatnya, terjadi penumpukan penumpang di stasiun-stasiun utama. Antrean panjang terlihat di mesin tiket, sementara penumpang lainnya berkumpul di sekitar petugas mencari informasi.
Dampak Liburan Golden Week dan World Expo
Golden Week, yang terdiri dari empat hari libur nasional dalam tujuh hari, memang selalu menjadi periode tersibuk di Jepang. Tahun ini, kepadatan penumpang semakin tinggi karena bertepatan dengan berlangsungnya World Expo di Osaka hingga Oktober 2025.
Kenaikan jumlah penumpang meningkatkan risiko terjadinya gangguan operasional. Kejadian ini menyoroti pentingnya mitigasi risiko pada jalur kereta yang padat selama periode liburan puncak.
Peningkatan jumlah penumpang selama Golden Week dan World Expo mengakibatkan peningkatan tekanan pada sistem transportasi publik di Jepang. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi operator kereta.
Reaksi Penumpang dan Insiden Sebelumnya
Satoshi Tagawa (46), seorang pengguna Shinkansen rutin, mengungkapkan kekecewaannya. Menurutnya, ini adalah pengalaman pertama baginya mengalami gangguan akibat pemadaman listrik di jalur Shinkansen.
Ia menyatakan, “Saya menggunakan Shinkansen beberapa kali dalam sebulan, tapi baru kali ini mengalami penangguhan seperti ini.” Pengalaman ini menunjukkan dampak langsung gangguan pada pengguna Shinkansen.
Menariknya, ini bukan insiden pertama yang melibatkan ular dan Shinkansen. Pada April 2024, ular sepanjang sekitar 40 cm juga menyebabkan penundaan selama 17 menit di jalur antara Nagoya dan Tokyo.
Insiden berulang ini menunjukkan perlunya upaya preventif lebih lanjut dari pihak operator kereta api untuk meminimalisir gangguan serupa di masa mendatang.
Kejadian ini mengungkap tantangan dalam menjaga operasional kereta cepat di lingkungan yang tidak terduga. Mungkin perlu dipertimbangkan langkah-langkah tambahan untuk mencegah hewan masuk ke area vital jalur kereta.
Insiden ini juga menunjukkan betapa pentingnya perencanaan yang matang dan sistem respon darurat yang efektif dalam menangani gangguan operasional kereta api, terutama di masa libur puncak.
Secara keseluruhan, insiden ular di jalur Shinkansen ini mengingatkan kita akan kerentanan sistem transportasi publik terhadap faktor-faktor yang tidak terduga. Kejadian ini menjadi pembelajaran penting dalam meningkatkan kesiapsiagaan dan sistem manajemen risiko.





