Jumlah kunjungan wisatawan asal China ke Thailand mengalami penurunan drastis. Pada 16 April 2025, hanya tercatat 5.833 kedatangan wisatawan China. Angka ini jauh di bawah rata-rata harian sebelumnya yang mencapai 15.000 hingga 20.000 wisatawan. Situasi ini telah menciptakan krisis dalam industri pariwisata Thailand.
Para pelaku industri pariwisata menyebutnya sebagai krisis terburuk dalam beberapa tahun terakhir. Ketua Penasehat Asosiasi Agen Perjalanan Thailand (ATTA), Sisdivachr Cheewarattanaporn, menyatakan keprihatinannya. Ia membandingkan situasi ini dengan penurunan besar pada tahun 2018 setelah insiden kapal tenggelam di Phuket.
Penurunan Drastis: Lebih Parah dari Sebelumnya
Penurunan jumlah wisatawan China saat ini jauh lebih parah dibandingkan tahun 2018. Berbagai faktor negatif berkontribusi terhadap situasi ini.
Dampak ekonomi dari tarif AS turut memengaruhi. Kebijakan domestik China yang mendorong pariwisata dalam negeri juga menjadi faktor utama.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penurunan
Kebijakan domestik China berperan besar dalam penurunan jumlah wisatawan. Pemerintah China gencar mengembangkan infrastruktur dan destinasi wisata dalam negeri.
Program bebas visa transit 240 jam juga mengurangi minat warga China untuk bepergian ke luar negeri. Hal ini secara langsung berdampak pada penurunan jumlah kunjungan ke Thailand.
Strategi Pemerintah Thailand
Pemerintah Thailand berupaya mengatasi krisis ini. Tourism Authority of Thailand (TAT) tengah mempersiapkan program kunjungan khusus.
Program ini akan mengundang sekitar 600 agen perjalanan dan tokoh berpengaruh dari lebih dari 30 provinsi di China. Tujuannya untuk meningkatkan kunjungan turis China melalui tur kelompok.
Upaya Pemulihan Pariwisata Thailand
Selain program kunjungan khusus, strategi lain juga diterapkan. Pentingnya manajemen reputasi dan penguatan kampanye daring dan luring secara terintegrasi ditekankan.
Mantan Gubernur TAT, Yuthasak Supasorn, menyarankan promosi produk wisata unik untuk menarik minat wisatawan. Kerja sama dengan berbagai pihak juga dianggap krusial.
Kerja sama dengan maskapai penerbangan dan agen perjalanan sangat penting. Platform perjalanan daring dan hubungan erat dengan kedutaan besar juga perlu ditingkatkan. Membangun kepercayaan wisatawan asing, terutama dari China, menjadi prioritas utama.
Hingga 20 April 2025, jumlah wisatawan China yang mengunjungi Thailand mencapai 1,5 juta orang. Jumlah ini masih jauh dari target pemerintah sebesar 7 juta dan di bawah capaian tahun lalu sebanyak 6,7 juta. Sebagai perbandingan, pada 2019 sebelum pandemi, Thailand mencatat 11 juta kunjungan wisatawan asal China dari total 40 juta kunjungan wisatawan asing.
Meskipun sempat melonjak hingga 16.000 per hari selama Festival Songkran pada 11 April 2025, jumlah kedatangan wisatawan China kembali menurun setelahnya. Sebelum kasus penculikan aktor China Wang Xing, angka kedatangan harian hampir tidak pernah turun di bawah 15.000. Bahkan jika angka kedatangan harian dapat stabil di angka 10.000 hingga 15.000 untuk sisa tahun ini, jumlah total wisatawan China diperkirakan hanya mencapai 4,2 hingga 5,5 juta.
Thailand perlu strategi yang komprehensif dan inovatif untuk menarik kembali wisatawan China. Meningkatkan kualitas layanan, diversifikasi produk wisata, dan memperkuat citra positif Thailand di mata dunia menjadi kunci keberhasilan. Upaya yang berkelanjutan dan terintegrasi akan sangat menentukan masa depan pariwisata Thailand.





