Sebuah insiden antara seorang pengemudi ojek online (ojol) perempuan dan seorang tukang ojek pangkalan di Pantai Melasti, Bali, viral di media sosial. Perempuan tersebut mengklaim dipukul oleh tukang ojek pangkalan tersebut.
Perkelahian di Pantai Melasti: Ojol vs Ojek Pangkalan
Peristiwa ini terjadi pada Selasa, 22 April 2025, sekitar pukul 11.15 WITA di area Pantai Melasti, Jalan Uluwatu. Konflik dipicu oleh perbedaan pendapat terkait aturan penjemputan penumpang.
Pengemudi ojol perempuan mengaku dipukul oleh tukang ojek pangkalan, seorang pria bernama Made Suara. Pihak kepolisian Polresta Denpasar membenarkan terjadinya insiden tersebut.
Versi Pihak Kepolisian
AKP I Ketut Sukadi, Kasi Humas Polresta Denpasar, menjelaskan bahwa cekcok terjadi karena pengemudi ojol melanggar aturan yang melarang ojol menjemput penumpang di dalam area Pantai Melasti. Ia menekankan tidak ada pemukulan, hanya saling dorong atau “mencolek”.
Kasus ini tidak berlanjut ke ranah hukum karena berhasil dilerai oleh seorang pecalang, I Wayan Dena. Kedua pihak didamaikan dan kemudian melanjutkan aktivitas masing-masing.
Versi Pengemudi Ojol
Berbeda dengan keterangan polisi, pengemudi ojol perempuan dalam video yang beredar di media sosial mengaku dipukul oleh Made Suara. Ia menyatakan protesnya karena perlakuan kasar yang diterimanya, bukan karena pelanggaran aturan.
Video tersebut juga memperlihatkan seorang turis asing yang seakan membenarkan klaim pengemudi ojol tersebut. Perempuan tersebut terdengar mengatakan ia tidak mengetahui adanya aturan tersebut dan seharusnya dikomunikasikan dengan baik.
Dampak dan Analisis Insiden
Insiden ini menyoroti potensi konflik antara ojek online dan ojek pangkalan, khususnya terkait area penjemputan penumpang. Perlu adanya sosialisasi yang lebih intensif dan koordinasi yang baik untuk menghindari kejadian serupa di masa mendatang.
Kejadian ini juga menimbulkan pertanyaan mengenai penegakan aturan dan bagaimana konflik serupa dapat diselesaikan dengan cara yang lebih damai dan adil bagi semua pihak. Peran pecalang dalam melerai konflik ini patut diapresiasi.
Meskipun pihak kepolisian menyatakan tidak ada pemukulan, peristiwa ini tetap menjadi sorotan karena perbedaan versi cerita antara kedua belah pihak. Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya komunikasi yang baik dan saling menghargai antara berbagai profesi di bidang transportasi.
