Asosiasi ojek online (ojol) Garda Indonesia mengancam akan menggelar aksi besar-besaran di Jakarta. Aksi ini disebut akan bersifat “brutal” dan berbeda dari demonstrasi-demonstrasi damai sebelumnya.
Ketua Umum Garda Indonesia, Raden Igun Wicaksono, menyatakan aksi ini bertujuan agar pemerintah dan perusahaan aplikasi ojol lebih responsif terhadap tuntutan para pengemudi.
Ancaman Aksi “Brutal” dan Tuntutan Garda Indonesia
Garda Indonesia menegaskan aksi ini merupakan eskalasi dari demonstrasi-demonstrasi sebelumnya yang dinilai belum membuahkan hasil. Mereka menyatakan akan melawan aplikator, dan yang dianggap mendukung kebijakan perusahaan aplikasi yang merugikan.
Rencana aksi besar-besaran ini telah dipersiapkan jauh sebelum Lebaran. Igun berharap aksi ini akan memaksa pemerintah dan perusahaan ojol untuk memenuhi tuntutan mereka.
Tiga Tuntutan Utama Para Pengemudi Ojol
Terdapat tiga tuntutan utama yang akan disampaikan Garda Indonesia dalam aksi tersebut. Ketiga tuntutan ini sebenarnya telah disuarakan dalam aksi-aksi sebelumnya.
Pertama, payung hukum yang melindungi pengemudi ojol. Kedua, revisi potongan aplikasi dari 40% menjadi 10%. Ketiga, penghapusan skema tarif murah seperti aceng atau slot.
Kegagalan pemerintah dan perusahaan aplikasi menanggapi tuntutan sebelumnya menjadi pemicu utama rencana aksi ini yang jauh lebih besar dan tidak lagi damai.
Sejarah Aksi dan Surat Terbuka kepada Presiden
Garda Indonesia telah beberapa kali melakukan demonstrasi di Jakarta, termasuk aksi pada Februari lalu di Patung Kuda. Mereka juga pernah mengirimkan surat terbuka.
Pada Agustus 2022, surat tersebut ditujukan kepada Presiden Joko Widodo dan Kementerian Perhubungan. Surat tersebut berisi protes terhadap Keputusan Menhub Nomor KP 564 tahun 2022 tentang tarif baru ojek online.
Keputusan tersebut dinilai hanya menaikkan tarif di wilayah Jabodetabek dan dianggap tidak adil bagi mitra di luar daerah tersebut.
Garda Indonesia mengklaim mewakili pengemudi ojol di seluruh Indonesia dan akan terus memperjuangkan hak-hak mereka.
Mereka menuduh adanya keterlibatan oknum tertentu yang melindungi perusahaan aplikasi, sehingga tuntutan mereka belum dipenuhi.
Aksi yang direncanakan Garda Indonesia ini menunjukkan kekecewaan yang mendalam atas belum adanya tanggapan yang memuaskan dari pemerintah dan perusahaan aplikasi terhadap tuntutan para pengemudi ojol. Keberhasilan aksi ini akan sangat bergantung pada bagaimana pemerintah dan perusahaan aplikasi merespon tuntutan tersebut dan mencari solusi yang adil bagi semua pihak.
									
											




