Seorang penjual burger kaki lima di Kulai, Johor, Malaysia, menjadi viral karena ulahnya yang berani menjual burger dengan harga murah, hanya RM 3.90 (sekitar Rp 15.000).
Harga Murah Picu Amarah Penjual Lain
Harga burger Zack yang terbilang murah dibandingkan penjual lain di kawasan tersebut, memicu kemarahan sesama pedagang.
Seorang penjual lain menegur Zack melalui Instagram, menudingnya merusak harga pasaran burger di Kulai.
Penjual tersebut mengatakan harga pasaran burger di Kulai adalah RM 5 (sekitar Rp 19.500) dan meminta Zack untuk menaikkan harga jualnya.
Reaksi Pedas dari Penjual Lain
Penjual yang marah itu bahkan mengancam Zack dengan mengatakan jika banyak yang marah kepadanya karena menurunkan harga pasaran.
Ia menyindir Zack agar berjualan dengan lebih bijak dan tak merusak mata pencaharian pedagang lain.
Zack Bertahan dengan Alasan Harga Bahan Baku
Zack membela diri dengan mengatakan bahwa harga jualnya yang murah dikarenakan ia bisa mendapatkan bahan baku dengan harga terjangkau.
Namun, penjelasan tersebut tak memuaskan sang penjual yang tetap bersikeras agar Zack menaikkan harga jual burgernya.
Netizen Terpecah Pendapat
Peristiwa ini pun menuai beragam komentar dari netizen. Sebagian besar netizen menyayangkan sikap penjual yang marah kepada Zack.
Beberapa netizen menilai bahwa harga jual merupakan hak masing-masing penjual dan rezeki sudah diatur oleh Tuhan.
Sementara sebagian netizen lain berpendapat bahwa menjaga kestabilan harga pasar memang penting agar pedagang lain tidak dirugikan.
Dampak dan Pelajaran dari Kejadian Ini
Kejadian ini menyoroti persaingan ketat di dunia bisnis kuliner, khususnya usaha kecil menengah (UKM).
Peristiwa ini juga menjadi pengingat pentingnya menjaga etika berbisnis dan saling menghargai sesama pelaku usaha.
Meskipun terdapat perbedaan pendapat, kejadian ini menimbulkan diskusi publik yang penting tentang dinamika harga, persaingan usaha, dan pentingnya saling menghormati di antara sesama pelaku usaha.
Semoga kejadian ini dapat menjadi pelajaran bagi semua pelaku usaha untuk tetap berpegang pada etika bisnis yang baik dan bijak dalam menentukan strategi harga jual.





