Indonesia berhasil mencapai tonggak sejarah baru dalam ketahanan pangan. Stok cadangan beras pemerintah (CBP) kini mencapai angka fantastis, 3,7 juta ton. Kenaikan signifikan ini didorong oleh peningkatan produksi beras dalam negeri.
Prestasi ini sekaligus menandai komitmen Indonesia untuk menghentikan impor beras. Langkah ini ternyata berdampak positif pada harga beras global, bahkan menekan harganya.
Rekor Stok Beras dan Dampaknya pada Pasar Global
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan bahwa stok CBP 3,7 juta ton merupakan rekor tertinggi sepanjang sejarah Indonesia. Ia memprediksi stok akan mencapai 4 juta ton dalam waktu dekat.
Amran menambahkan, pencapaian ini merupakan sejarah baru sejak Bulog berdiri pada tahun 1969. Indonesia bahkan berhasil melampaui rekor stok beras tahun 1985 yang mencapai 3,006 juta ton, kendati jumlah penduduk saat ini jauh lebih besar.
Sebelumnya, harga beras dunia pernah mencapai US$ 460 per ton saat Indonesia masih mengimpor. Namun, setelah Indonesia menghentikan impor, harga turun hingga US$ 390 per ton. Ini membuktikan pengaruh Indonesia terhadap pasar beras global.
Produksi Beras Nasional Meningkat Pesat
U.S. Department of Agriculture memproyeksikan produksi beras nasional mencapai 34,6 juta ton pada tahun 2024/2025. Angka ini menjadikan Indonesia sebagai produsen beras terbesar di ASEAN, melampaui Thailand dan Vietnam.
Lonjakan produksi ini mengubah peta perdagangan beras di ASEAN dan global. Dibandingkan tahun 2024 di mana Indonesia mengimpor 4.519.420,6 ton beras akibat penurunan produksi karena El Nino, Indonesia kini sepenuhnya bergantung pada produksi dalam negeri.
Swasembada Beras dan Strategi Ketahanan Pangan
Indonesia sebelumnya rutin mengimpor beras untuk memenuhi kebutuhan nasional. Pada tahun 2023, impor mencapai 2 juta ton, dan meningkat menjadi 3,6 juta ton pada tahun 2024.
Namun, dengan peningkatan produksi dalam negeri yang signifikan, Indonesia kini mampu mencapai swasembada beras. Hal ini menunjukkan keberhasilan strategi ketahanan pangan yang dijalankan pemerintah.
Pencapaian swasembada beras bukan hanya menguntungkan Indonesia, tetapi juga berkontribusi pada stabilitas harga beras dunia dan membantu negara-negara lain yang membutuhkan.
Keberhasilan ini menjadi bukti nyata bahwa Indonesia mampu mencapai ketahanan pangan yang berkelanjutan, bahkan dengan jumlah penduduk yang terus meningkat. Dengan manajemen pertanian yang tepat dan inovasi berkelanjutan, Indonesia dapat terus mempertahankan dan meningkatkan produksi berasnya di masa mendatang.





