Militer Israel berhasil mencegat sebuah rudal yang diluncurkan dari Yaman pada Jumat, 2 Mei 2025. Insiden ini menjadi sorotan terbaru dalam ketegangan yang terus meningkat di kawasan tersebut.
Kelompok pemberontak Houthi di Yaman mengaku bertanggung jawab atas peluncuran rudal tersebut, yang ditujukan ke sebuah pangkalan udara di dekat Haifa. Serangan ini merupakan bagian dari serangkaian aksi militer yang dilakukan Houthi sejak konflik di Gaza meningkat.
Rudal Houthi Dicegat Sistem Pertahanan Israel
Pernyataan militer Israel menyebutkan bahwa rudal yang diluncurkan dari Yaman berhasil dihancurkan sebelum memasuki wilayah udara negara tersebut. Sistem pertahanan udara Israel terbukti efektif dalam menangkal ancaman ini.
Meskipun berhasil dicegat, insiden ini tetap menimbulkan kekhawatiran akan eskalasi konflik regional. Kemampuan Houthi untuk meluncurkan rudal hingga ke Israel menunjukkan peningkatan kapasitas militer mereka yang signifikan.
Motif dan Tujuan Serangan Houthi
Houthi mengklaim bahwa rudal yang mereka luncurkan merupakan rudal balistik hipersonik. Mereka menargetkan pangkalan udara di dekat Haifa sebagai bentuk dukungan terhadap Palestina dan perlawanan terhadap Israel.
Pernyataan juru bicara militer Houthi, Yahya Saree, menegaskan bahwa operasi dukungan untuk Palestina akan terus berlanjut hingga agresi terhadap Gaza berakhir dan blokade terhadap wilayah tersebut dicabut. Hal ini menunjukkan komitmen Houthi untuk terus terlibat dalam konflik regional.
Peran Houthi dalam Konflik Regional
Houthi secara aktif terlibat dalam konflik regional, menganggap diri mereka sebagai bagian dari “poros perlawanan” yang dipimpin Iran. Mereka sering melakukan serangan terhadap kapal dagang di Laut Merah dan Teluk Aden.
Serangan-serangan tersebut telah memicu reaksi keras dari negara-negara seperti Israel, Amerika Serikat, dan Inggris. Siklus kekerasan ini berpotensi memicu eskalasi konflik yang lebih besar dan meluas.
Eskalasi Serangan dan Dampaknya
Sejak perang Gaza dimulai pada Oktober 2023, Houthi telah melancarkan puluhan serangan rudal dan drone ke Israel. Serangan-serangan ini merupakan bagian dari dukungan mereka terhadap Palestina dan perlawanan terhadap Israel.
Selain itu, Houthi juga berulang kali menargetkan kapal-kapal dagang di perairan internasional, yang telah menimbulkan kerugian ekonomi dan gangguan terhadap jalur pelayaran. Hal ini semakin memperumit situasi geopolitik di kawasan tersebut.
Amerika Serikat, di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump, telah meningkatkan serangan udara di Yaman sejak Januari 2025. Serangan-serangan ini telah menargetkan basis Houthi dan mengakibatkan jatuhnya korban sipil, termasuk warga Afrika yang ditahan di pusat migran ilegal.
Laporan media Houthi menyebutkan angka korban jiwa yang tinggi akibat serangan udara AS, sementara AS sendiri mengklaim telah menargetkan ratusan petempur Houthi.
Ketegangan di Yaman dan dampaknya terhadap stabilitas regional menjadi perhatian internasional. Konflik yang berkelanjutan menimbulkan kekhawatiran akan dampak kemanusiaan dan memperburuk situasi yang sudah rapuh di kawasan tersebut. Pentingnya solusi diplomatis dan penghentian kekerasan menjadi semakin mendesak.
Keberhasilan Israel mencegat rudal dari Yaman kali ini, meskipun mengurangi risiko langsung, tetap menandakan eskalasi konflik yang mengkhawatirkan dan membutuhkan solusi jangka panjang untuk menghindari dampak yang lebih buruk di masa mendatang.





