Insentif Uang Rusia untuk Ibu Hamil Muda: Kontroversi Mengejutkan

Insentif Uang Rusia untuk Ibu Hamil Muda: Kontroversi Mengejutkan
Insentif Uang Rusia untuk Ibu Hamil Muda: Kontroversi Mengejutkan

Program insentif pemerintah Rusia yang memberikan uang kepada perempuan hamil, dari kalangan mahasiswi hingga siswi sekolah, memicu kontroversi. Kritik mengecam program ini karena berpotensi meningkatkan angka kehamilan remaja, sementara angka kelahiran di Rusia tengah menurun drastis.

Sejak Januari, sebanyak 27 wilayah di Rusia telah menerapkan program ini, memungkinkan mahasiswi hamil untuk mengklaim insentif sekali pakai. Jumlahnya bervariasi antar wilayah, tetapi kebanyakan menawarkan sekitar 100.000 rubel (sekitar Rp20 juta).

Bacaan Lainnya

Insentif Hamil untuk Siswi Sekolah: Kontroversi yang Memanas

Kontroversi terbesar muncul dari tiga wilayah, Oryol, Bryansk, dan Kemerovo. Ketiga daerah ini memperluas program hingga mencakup siswi sekolah, tanpa batasan usia minimum, meskipun usia persetujuan seksual di Rusia adalah 16 tahun.

Anggota Duma (parlemen) Rusia, Ksenia Goryacheva, mengkritik keras kebijakan ini. Ia menyebutnya tragedi, bukan heroisme, dan meminta agar kepolosan anak-anak tidak dimanfaatkan untuk memperbaiki statistik demografi.

Sebaliknya, anggota Duma Nina Ostanina berpendapat program ini sebagai propaganda melawan kehamilan dini. Ia menekankan bahwa program tersebut tidak bertujuan untuk mendorong kehamilan di bawah usia 18 tahun.

Gubernur Oryol, Andrey Klychkov, menyebut program ini sebagai dukungan bagi mereka yang menghadapi kesulitan hidup. Ia mengklaim kebijakan ini disetujui di tingkat federal dan bukan berita yang perlu dibesar-besarkan.

Anjloknya Angka Kelahiran dan Upaya Pemerintah

Tahun lalu, Rusia mencatat angka kelahiran terendah dalam 25 tahun terakhir, hanya 1,2 juta jiwa. Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menyebutnya sebagai angka yang sangat rendah dan bencana bagi masa depan bangsa.

Proyeksi Rosstat memperkirakan populasi Rusia akan turun menjadi 139 juta pada 2046, dari 146 juta pada awal 2023. Peningkatan angka kelahiran menjadi fokus utama pidato-pidato Presiden Putin selama bertahun-tahun.

Seruan agar perempuan memiliki anak lebih awal juga meningkat. Profesor Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia, Igor Kogan, sempat menyatakan pengalaman seksual pertama gadis Rusia yang biasanya terjadi pada usia 16 tahun, “harus berakhir dengan kehamilan dan persalinan yang sukses”. Pernyataan ini kemudian diklarifikasi, bahwa usia “normal” untuk hal tersebut adalah antara 19 dan 22 tahun.

Dampak dan Efektivitas Program Insentif

Meskipun program insentif telah diluncurkan, jumlah penerima manfaat masih relatif kecil. BBC mencatat 66 siswi hamil yang telah menerima pembayaran antara 20.000 hingga 150.000 rubel (sekitar Rp4 juta hingga Rp30 juta).

Menteri Tenaga Kerja, Anton Kotyakov, menegaskan pembayaran ini bukan untuk mendorong kelahiran dini, melainkan untuk mendukung ibu muda dalam situasi sulit. Ia menekankan bahwa dukungan negara diberikan kepada semua ibu yang membutuhkannya, tanpa mempertimbangkan usia.

Program ini melengkapi program “modal bersalin” yang sudah ada sejak 2007. Program tersebut memberikan pembayaran sekitar 690.000 rubel (sekitar Rp140 juta) untuk bayi pertama dan 222.000 rubel (sekitar Rp45 juta) untuk bayi kedua.

Penurunan angka kelahiran dan perempuan yang menunda kehamilan merupakan tren global, terutama di negara maju. Di Rusia, penurunan drastis terjadi pasca keruntuhan Soviet, meningkat setelah tahun 2000, tetapi kembali menurun sejak 2016.

Tingkat kesuburan Rusia sekitar 1,4 anak per perempuan, di atas Italia (1,2) tetapi di bawah Prancis (1,8). Agar dapat mempertahankan populasi, tingkat kesuburan idealnya sekitar 2,1.

Beberapa pengamat mengaitkan penurunan angka kelahiran dengan perang di Ukraina, ketidakpastian ekonomi, dan banyaknya pria Rusia yang bertugas di medan perang atau meninggalkan negara untuk menghindari wajib militer.

Para ahli meragukan efektivitas jangka panjang program insentif dalam meningkatkan angka kelahiran. Efeknya biasanya bersifat sementara, dengan peningkatan singkat diikuti penurunan. Keamanan finansial yang lebih luas dinilai sebagai faktor kunci dalam keputusan untuk memiliki anak.

Kesimpulannya, program insentif pemerintah Rusia untuk meningkatkan angka kelahiran menimbulkan pro dan kontra. Meskipun bertujuan untuk membantu ibu muda, program ini memicu kekhawatiran akan peningkatan kehamilan remaja. Para ahli menekankan bahwa keamanan finansial secara keseluruhan, bukan hanya insentif keuangan, merupakan faktor penentu utama dalam keputusan perempuan untuk memiliki anak.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *