Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, kembali membahas insiden pembatalan keikutsertaan kadernya, Mukhamad Misbakhun, dalam Boston Marathon. Bahlil menyebut tindakan Misbakhun sebagai bukti dedikasi, loyalitas, dan integritas yang tinggi terhadap partai.
Pernyataan ini disampaikan Bahlil dalam acara pelantikan pengurus Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG) di Jakarta Barat, Senin (21/4/2025). Ia memuji sikap Misbakhun yang memprioritaskan kepentingan partai.
Misbakhun Batalkan Marathon Demi Partai Golkar
Bahlil menyapa Misbakhun yang hadir dalam acara tersebut. Ia secara khusus mengapresiasi keputusan Misbakhun untuk membatalkan partisipasinya dalam Boston Marathon demi memenuhi panggilan partai.
Bahlil berkelakar agar Misbakhun sering melakukan hal serupa. Menurutnya, tindakan tersebut mencerminkan kader partai yang berintegritas dan loyal.
Kronologi Pembatalan Keikutsertaan Misbakhun
Sebelumnya, Misbakhun berencana mengikuti Boston Marathon pada akhir pekan. Ia telah merencanakan keikutsertaannya jauh-jauh hari dan telah meminta izin kepada Bahlil sebagai Ketua Umum Partai Golkar.
Namun, pada Rabu (16/4/2025), Bahlil memanggil Misbakhun dalam acara halalbihalal Partai Golkar. Mengetahui hal ini, Misbakhun langsung membatalkan perjalanannya ke Boston dan kembali ke Jakarta.
Misbakhun menjelaskan bahwa ia tengah dalam perjalanan dari Tokyo menuju Boston ketika menerima panggilan tersebut. Keputusan untuk kembali ke Jakarta dianggapnya sebagai panggilan untuk mengutamakan kepentingan negara dan partai.
Prioritas Misbakhun: Negara dan Partai
Sebagai seorang politisi, Misbakhun menilai tidak ada yang lebih penting daripada mengabdi kepada negara dan partai. Ia menekankan kesiapannya untuk mengutamakan kepentingan publik di atas kepentingan pribadi.
Meskipun memiliki hobi berlari maraton, Misbakhun menyadari konsekuensi menjadi seorang politisi. Ia siap untuk mengesampingkan kepentingan pribadi demi kepentingan yang lebih besar.
Misbakhun menambahkan bahwa masih ada banyak kesempatan untuk berlari maraton di lain waktu. Namun, keputusan untuk menjadi politisi berarti siap untuk melepaskan kepentingan pribadi demi kepentingan rakyat.
Insiden ini menimbulkan diskusi mengenai keseimbangan antara kehidupan pribadi dan tanggung jawab sebagai kader partai. Sikap Misbakhun yang mengutamakan kepentingan partai mendapat apresiasi dari Ketua Umum Partai Golkar. Tindakan ini menggambarkan komitmen dan dedikasi yang tinggi terhadap partai dan negara.
