Ramalan Gempa Myanmar: TikToker Ditangkap, Benarkah Akan Dahsyat?

Seorang TikToker asal Myanmar, John Moe The, ditangkap karena menyebarkan ramalan gempa bumi yang meresahkan warga.

Ia memiliki lebih dari 300.000 pengikut dan memprediksi gempa bumi dahsyat akan melanda seluruh Myanmar dalam waktu 12 hari.

Bacaan Lainnya

Ramalan Gempa Bumi Viral di TikTok

Video ramalan John Moe The yang diunggah pada 9 April lalu telah ditonton 3,3 juta kali.

Dalam video tersebut, ia memperingatkan warga untuk menghindari gedung tinggi dan membawa barang penting.

Konten yang Menimbulkan Kepanikan

Ramalan tersebut memicu kepanikan di kalangan masyarakat Myanmar, yang masih trauma akibat gempa bumi dahsyat bulan lalu.

Gempa bumi sebelumnya telah menewaskan lebih dari 3.700 orang dan menyebabkan puluhan ribu lainnya mengungsi.

Penangkapan John Moe The

Pihak berwenang Myanmar menangkap John Moe The di rumahnya di kota Monywa.

Penangkapan dilakukan setelah beredar informasi mengenai penyebaran berita palsu melalui akun TikTok miliknya.

Tindakan Hukum Terhadap Penyebaran Berita Palsu

Pemerintah Myanmar menegaskan akan menindak tegas siapa pun yang menyebarkan berita palsu, termasuk John Moe The.

Mereka akan menjerat pelaku sesuai dengan hukum yang berlaku di negara tersebut.

Dampak Ramalan Palsu terhadap Masyarakat

Meskipun ada warga yang tidak mempercayai ramalan tersebut, banyak juga yang mempercayainya.

Hal ini menunjukkan betapa berpengaruhnya media sosial dalam menyebarkan informasi, baik benar maupun salah.

Ketidakmungkinan Memprediksi Gempa Bumi

Para ahli geologi menekankan bahwa gempa bumi sangat sulit diprediksi.

Kompleksitas faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya gempa bumi membuat prediksi akurat menjadi hampir mustahil.

Profil John Moe The dan Konten Prediksi Lainnya

Akun TikTok John Moe The sering menampilkan prediksi dengan latar belakang kosmos, mirip ramalan astrologi.

Selain gempa bumi, ia juga pernah meramalkan bencana cuaca, pembebasan Aung San Suu Kyi, dan serangan udara Amerika di Myanmar.

Kasus ini menyoroti pentingnya bijak dalam mengonsumsi informasi di media sosial, khususnya terkait isu bencana alam. Verifikasi informasi dari sumber terpercaya sangat krusial untuk mencegah kepanikan dan penyebaran berita palsu.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *