Polisi tidur yang berjejer di jalan raya dekat Pemerintah Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, sempat viral di media sosial. Video yang beredar memperlihatkan sejumlah pengendara kesulitan melewati empat polisi tidur besar tersebut. Kejadian ini kemudian memicu respons cepat dari pemerintah daerah.
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Klaten langsung membongkar polisi tidur tersebut. Bupati Klaten, Hamenang Wajar Ismoyo, turut memantau proses pembongkaran.
Polisi Tidur Jumbo di Klaten: Viral dan Segera Dibongkar
Video yang diunggah akun Instagram @infocegatanklaten memperlihatkan betapa besar dan mengganggu keberadaan polisi tidur tersebut bagi pengendara.
Bupati Klaten menjelaskan melalui akun TikTok pribadinya, @hamenangofficial, bahwa polisi tidur yang dimaksud bukan berada di depan kantor Pemda Klaten, melainkan di seberangnya, tepatnya di Januputra Pasaraya Klaten.
Meskipun niatnya baik untuk mencegah kecelakaan akibat kebut-kebutan di jalur lambat, ukuran polisi tidur yang terlalu tinggi justru dinilai membahayakan pengguna jalan.
Penjelasan Bupati Klaten dan Tanggapan Ahli
Bupati Klaten menyampaikan bahwa tujuan awal pemasangan polisi tidur tersebut adalah untuk mencegah kecelakaan lalu lintas, khususnya di jalur lambat.
Namun, ternyata ukurannya yang terlalu tinggi menyebabkan ketidaknyamanan dan potensi bahaya bagi pengendara.
Pihaknya pun mengakui kurang tepatnya perencanaan dan pemasangan polisi tidur tersebut.
Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), memberikan pandangannya mengenai masalah ini.
Ia menekankan bahwa keberadaan polisi tidur, baik yang tepat maupun yang tidak, dapat menimbulkan bahaya jika tidak dirancang dan dipasang dengan benar.
Standar Keselamatan dan Jenis Polisi Tidur
Sony Susmana menjelaskan bahwa terdapat berbagai jenis polisi tidur dengan ukuran dan fungsi yang berbeda, semua disesuaikan dengan kondisi jalan dan kecepatan kendaraan yang melintas.
Speed bump, speed reducing, speed hump, dan speed table memiliki ukuran dan penggunaan yang berbeda.
Speed bump cocok untuk lingkungan perumahan dengan kecepatan rendah, sementara speed table lebih sesuai untuk jalan perkotaan.
Speed reducing umumnya digunakan di jalan raya atau tol untuk mengurangi kecepatan dan mencegah kantuk pengemudi.
Polisi tidur yang tidak sesuai standar, baik dari segi ukuran maupun jenisnya, justru membahayakan pengendara dan dapat merusak kendaraan.
Pemasangan polisi tidur yang asal-asalan dan tidak memperhatikan standar keselamatan dapat mengakibatkan kecelakaan lalu lintas.
Kejadian di Klaten ini menjadi pembelajaran penting tentang perlunya perencanaan yang matang dan pengawasan yang ketat dalam pembangunan infrastruktur jalan, khususnya terkait dengan keselamatan pengguna jalan.
Langkah cepat pemerintah daerah dalam membongkar polisi tidur yang bermasalah menunjukkan komitmen untuk memprioritaskan keselamatan masyarakat. Semoga kejadian serupa dapat dihindari di masa mendatang melalui perencanaan yang lebih baik dan taat pada standar keselamatan yang berlaku.
