Wakil Ketua MPR RI, Eddy Soeparno, mendesak pemerintah dan aparat penegak hukum untuk segera menindak tegas aksi premanisme yang dilakukan oleh oknum organisasi kemasyarakatan (ormas). Tindakan premanisme ini dinilai sangat merugikan iklim investasi dan berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi nasional.
Premanisme yang berkedok ormas menciptakan ketidakpastian hukum dan keamanan bagi para investor. Hal ini jelas akan berdampak buruk terhadap pencapaian target pertumbuhan ekonomi yang dicanangkan pemerintah. Investasi menjadi kunci utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, terlebih di tengah tantangan global saat ini.
Ancaman Premanisme terhadap Investasi di Indonesia
Eddy Soeparno menekankan bahwa gangguan terhadap iklim investasi sama artinya dengan menghambat target pertumbuhan ekonomi 8 persen. Pemerintah harus mampu memberikan rasa aman dan kepastian hukum bagi investor agar mereka berani menanamkan modalnya di Indonesia.
Keengganan investor untuk berinvestasi di tengah aksi premanisme yang marak akan berdampak negatif terhadap perekonomian nasional. Tanpa investasi yang cukup, pertumbuhan ekonomi akan sulit untuk mencapai target yang telah ditetapkan.
Kasus Premanisme di Pabrik Mobil Listrik BYD Subang
Laporan adanya aksi premanisme di lokasi pembangunan pabrik mobil listrik BYD di Subang, Jawa Barat menjadi contoh nyata dampak negatif premanisme. Meskipun pabrik tersebut masih dalam tahap konstruksi, namun aktivitas pengangkutan material sudah terganggu oleh aksi premanisme tersebut.
Kasus BYD ini hanyalah satu dari sekian banyak contoh investasi yang terganggu oleh aksi premanisme berkedok ormas. Eddy Soeparno menggarisbawahi pentingnya perlindungan terhadap investor untuk memastikan kelancaran pembangunan proyek-proyek strategis nasional.
Pentingnya Keamanan dan Kepastian Hukum untuk Menarik Investasi
Eddy Soeparno menegaskan bahwa keamanan dan kepastian hukum merupakan syarat utama bagi investor untuk menanamkan modalnya di suatu negara. Ketiadaan hal tersebut akan membuat investor ragu dan enggan berinvestasi.
Indonesia menargetkan investasi sebesar Rp 1.900 triliun pada tahun 2025. Namun, target tersebut sulit dicapai jika aksi premanisme berkedok ormas tidak segera ditumpas. Kehilangan kepercayaan investor akan berdampak besar terhadap perekonomian nasional.
Indonesia saat ini tengah menghadapi tantangan ekonomi global, seperti melambatnya daya beli masyarakat dan melemahnya harga komoditas ekspor. Oleh karena itu, investasi menjadi sangat penting untuk mendongkrak kinerja ekonomi nasional.
Pemerintah perlu mengambil tindakan tegas dan cepat untuk memberantas premanisme yang merugikan iklim investasi di Indonesia. Langkah ini sangat krusial agar target pertumbuhan ekonomi dan investasi dapat tercapai. Keberadaan premanisme yang merajalela hanya akan menghambat pertumbuhan dan kemajuan ekonomi negara. Oleh karena itu, penegakan hukum yang tegas dan terukur menjadi kunci utama dalam mengatasi masalah ini dan menciptakan iklim investasi yang kondusif.
