Kehidupan Sederhana Paus Fransiskus: Hobi Naik Mobil Rakyat

Dunia berduka atas meninggalnya Paus Fransiskus pada usia 88 tahun. Kepergian pemimpin spiritual Katolik dunia ini meninggalkan jejak yang dalam, tak hanya karena kepemimpinannya, tetapi juga karena kesederhanaannya yang luar biasa, termasuk pilihannya akan kendaraan selama kunjungan ke berbagai negara.

Selama bertahun-tahun, Paus Fransiskus dikenal menolak kemewahan dan konsisten memilih “mobil rakyat” dalam kunjungan kenegaraan. Keputusan ini mencerminkan komitmennya pada kesederhanaan dan kerendahan hati.

Bacaan Lainnya

Kesederhanaan Paus Fransiskus dalam Memilih Kendaraan

Sejak awal masa kepausannya pada 2013, Paus Fransiskus telah menunjukkan preferensinya pada mobil-mobil sederhana. Ia lebih memilih Fiat Campagnola, sebuah Jeep Italia pasca perang, alih-alih menggunakan Popemobile Mercy M-Class antipeluru yang mewah.

Keputusan ini bukan tanpa alasan. Paus Fransiskus ingin menunjukkan bahwa ia tidak terlena oleh jabatannya dan memilih untuk tetap membumi.

Pada kunjungan ke Korea Selatan (2014), ia memilih Kia Soul. Di Filipina (2015), ia menggunakan Jeep lawas peninggalan Perang Dunia II. Bahkan saat mengunjungi Amerika Serikat, ia memilih Fiat 500L, kendaraan yang nyaman namun tidak mencolok.

Konsistensi ini berlanjut hingga kunjungannya ke berbagai negara lain. Paus Fransiskus memilih Dacia Duster (2019), Kijang Innova Zenix Hybrid di Indonesia, Maung MV3 Tangguh yang dimodifikasi sebagai Popemobile, Toyota Raize di Papua Nugini, Toyota Sienta di Timor Leste, dan Hyundai Ioniq 5 di Singapura. Menariknya, di Indonesia, ia memilih duduk di depan bersama sopir, bukan di baris kedua seperti VVIP pada umumnya.

Simbol Kerendahan Hati di Tengah Kepemimpinan Global

Pilihan kendaraan Paus Fransiskus bukan sekadar soal transportasi; ini adalah pernyataan simbolis tentang kerendahan hati dan koneksi dengan rakyat.

Dengan menghindari kendaraan mewah, ia menunjukkan kepeduliannya pada kesederhanaan dan menciptakan hubungan yang lebih dekat dengan masyarakat yang dikunjunginya.

Kesederhanaan ini menjadi ciri khas kepemimpinannya dan menginspirasi banyak orang di seluruh dunia.

Warisan Kesederhanaan yang Abadi

Paus Fransiskus meninggal dunia pada Minggu, 20 April 2025, setelah tampil di Saint Peter’s Square pada hari Paskah. Kardinal Kevin Farrell mengumumkan kepergiannya pada Senin pagi.

Meskipun pemimpin spiritual Katolik dunia ini telah tiada, warisan kesederhanaannya akan tetap dikenang dan menginspirasi banyak generasi. Kesederhanaannya yang konsisten, termasuk pilihan mobil yang dipilihnya, menjadi teladan bagi para pemimpin dunia lainnya.

Paus Fransiskus telah meninggalkan dunia ini, namun pesan kesederhanaan dan kerendahan hatinya akan terus hidup dalam ingatan banyak orang.

Selamat jalan, Paus Fransiskus.

Pos terkait