Penyumbatan pembuluh darah di leher dan otak merupakan kondisi serius yang seringkali berujung pada stroke. Stroke iskemik, jenis stroke yang paling umum, terjadi ketika aliran darah ke bagian otak terhenti, menyebabkan kematian sel-sel otak secara permanen. Kondisi ini dapat disebabkan oleh penyumbatan pembuluh darah akibat penumpukan plak.
Sebelum terjadinya stroke iskemik yang berat, seringkali didahului oleh stroke ringan atau transient ischemic attack (TIA). Pada TIA, penyumbatan pembuluh darah bersifat sementara, namun tetap merupakan tanda peringatan yang serius. Penting untuk segera mendapatkan perawatan medis jika mengalami gejala TIA untuk mencegah terjadinya stroke yang lebih parah.
Penyebab utama penyumbatan pembuluh darah adalah terbentuknya plak di dinding arteri. Plak ini merupakan akumulasi kolesterol, lemak, kalsium, dan zat sisa metabolisme lainnya. Proses penumpukan plak ini disebut aterosklerosis, dan dapat terjadi di arteri karotis (leher) maupun arteri di otak.
Plak yang terbentuk di arteri karotis bisa pecah dan mengalir ke pembuluh darah yang lebih kecil, menyebabkan penyumbatan baru di otak. Penumpukan plak ini secara bertahap menghalangi aliran darah yang kaya oksigen dan nutrisi ke otak, organ vital yang mengendalikan seluruh fungsi tubuh.
Apa Penyebab Penyumbatan Pembuluh Darah di Leher dan Otak?
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, penyebab utama penyumbatan pembuluh darah di leher dan otak adalah aterosklerosis, yaitu penumpukan plak di dinding arteri. Plak ini terdiri dari berbagai zat, termasuk kolesterol LDL (“kolesterol jahat”), lemak, kalsium, dan sel-sel darah putih. Proses ini terjadi secara bertahap dan dapat berlangsung selama bertahun-tahun tanpa menimbulkan gejala yang signifikan.
Faktor-faktor lain yang dapat mempercepat pembentukan plak dan meningkatkan risiko penyumbatan antara lain peradangan pada dinding pembuluh darah, kerusakan pada lapisan terdalam dinding pembuluh darah, dan ketidakseimbangan kadar lipid dalam darah.
Apa Faktor Risiko Penyumbatan Pembuluh Darah di Leher dan Otak?
Beberapa faktor meningkatkan risiko seseorang mengalami penyumbatan pembuluh darah di leher dan otak. Memahami faktor-faktor risiko ini penting untuk pencegahan dan pengobatan yang tepat.
-
Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi):
Tekanan darah tinggi memaksa jantung bekerja lebih keras, dan dapat merusak dinding arteri sehingga lebih rentan terhadap pembentukan plak.
-
Kolesterol Tinggi:
Kadar kolesterol LDL yang tinggi dalam darah berkontribusi signifikan pada pembentukan plak.
-
Merokok:
Merokok merusak dinding arteri dan mempercepat proses aterosklerosis. Nikotin dalam rokok menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan meningkatkan tekanan darah.
-
Diabetes:
Diabetes dapat merusak dinding pembuluh darah dan meningkatkan risiko pembentukan plak. Penderita diabetes juga lebih rentan terhadap infeksi dan penyembuhan luka yang lambat, yang dapat memperburuk kondisi pembuluh darah.
-
Obesitas:
Obesitas dikaitkan dengan peningkatan kadar kolesterol dan tekanan darah tinggi, keduanya merupakan faktor risiko utama penyumbatan pembuluh darah.
-
Kurang Aktivitas Fisik:
Kurangnya aktivitas fisik meningkatkan risiko obesitas, tekanan darah tinggi, dan kolesterol tinggi.
-
Riwayat Keluarga:
Memiliki riwayat keluarga dengan penyakit jantung atau stroke meningkatkan risiko seseorang mengalaminya.
-
Usia:
Risiko penyumbatan pembuluh darah meningkat seiring bertambahnya usia, karena proses penuaan dapat menyebabkan kerusakan pada dinding arteri.
-
Fibrilasi Atrium:
Kondisi jantung ini meningkatkan risiko pembentukan gumpalan darah yang dapat menyumbat pembuluh darah.
Penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk melakukan pemeriksaan dan evaluasi risiko, terutama jika Anda memiliki beberapa faktor risiko di atas. Perubahan gaya hidup sehat, seperti diet seimbang, olahraga teratur, berhenti merokok, dan mengelola berat badan, dapat membantu menurunkan risiko penyumbatan pembuluh darah.
Selain perubahan gaya hidup, dokter mungkin meresepkan obat-obatan untuk mengontrol tekanan darah, kolesterol, dan gula darah. Pengobatan yang tepat dan pencegahan dini sangat penting untuk mengurangi risiko stroke dan komplikasi serius lainnya.
