Putin Abaikan Perdamaian? PM Inggris Tuntut Aksi Nyata

Putin Abaikan Perdamaian? PM Inggris Tuntut Aksi Nyata
Putin Abaikan Perdamaian? PM Inggris Tuntut Aksi Nyata

Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, mendesak agar Presiden Rusia Vladimir Putin bertanggung jawab atas penolakannya untuk berunding damai dengan Ukraina. Starmer menyatakan bahwa taktik Putin untuk menunda perundingan, sementara konflik terus menelan korban jiwa di Ukraina, tak dapat ditoleransi.

Pernyataan tegas ini muncul setelah Putin menolak menghadiri langsung perundingan yang diusulkan di Turki. Usulan tersebut disampaikan Putin sendiri setelah Kyiv dan sekutu-sekutunya meminta Moskow untuk gencatan senjata selama 30 hari.

Bacaan Lainnya

Putin Dianggap Menghindari Perundingan Damai

Starmer menekankan bahwa tindakan Putin untuk mengulur waktu, sambil terus melancarkan serangan dan menimbulkan pertumpahan darah di Ukraina, adalah hal yang tidak dapat diterima. Ia menyerukan konsekuensi yang tegas bagi Putin atas penolakan tersebut.

Pertemuan Komunitas Politik Eropa (EPC) di Albania bertepatan dengan perundingan yang diharapkan antara Ukraina dan Rusia di Turki. EPC, yang dihadiri anggota Uni Eropa dan 20 negara lain, membahas situasi terkini di Ukraina.

Delegasi Ukraina dan Rusia dijadwalkan bertemu di Istanbul untuk membahas penyelesaian konflik. Namun, baik Putin maupun Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy diperkirakan tidak akan hadir langsung.

Sanksi Tambahan Menjadi Opsi

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Marco Rubio, mengungkapkan skeptisisme terhadap kemungkinan tercapainya terobosan damai dalam perundingan tersebut. Ketidakhadiran para pemimpin negara semakin mempertegas kekhawatiran akan jalan buntu negosiasi.

Downing Street, kantor Perdana Menteri Inggris, menyatakan bahwa EPC akan memberikan tekanan kepada Kremlin atas penghindaran Putin terhadap perundingan damai yang dimediasi AS di Istanbul. Gencatan senjata tanpa syarat menjadi tuntutan utama.

Inggris menegaskan bahwa jika Rusia menolak untuk berunding, maka sektor energi Rusia akan menjadi target utama dari sanksi tambahan yang akan diberlakukan dalam beberapa pekan mendatang. Hal ini menunjukkan keseriusan negara-negara Barat untuk menekan Rusia.

Tekanan Internasional Meningkat

Uni Eropa dan Inggris baru-baru ini menyepakati serangkaian sanksi baru terhadap armada minyak “bayangan” Rusia. Langkah ini merupakan bagian dari upaya untuk menekan Rusia secara ekonomi dan politik.

Pertemuan EPC di Tirana, Albania, menjadi forum bagi negara-negara peserta untuk membahas strategi bersama dalam menghadapi agresi Rusia di Ukraina. Tekanan internasional semakin meningkat untuk mengakhiri konflik.

Ketidakhadiran Putin dalam perundingan diperkirakan akan semakin memperkeruh situasi dan memicu respon lebih keras dari komunitas internasional. Upaya diplomasi tampaknya masih menghadapi jalan terjal.

Secara keseluruhan, pernyataan tegas dari Perdana Menteri Inggris dan tekanan internasional yang meningkat menunjukkan betapa seriusnya situasi ini. Keengganan Putin untuk bernegosiasi langsung menimbulkan pertanyaan besar tentang komitmen Rusia untuk perdamaian dan menunjukkan betapa pentingnya upaya kolektif untuk mendorong penyelesaian konflik secara damai. Masa depan perundingan dan implikasinya terhadap konflik di Ukraina masih belum jelas.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *