Ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok kembali memanas. Kementerian Perdagangan Tiongkok menyatakan sedang mengevaluasi tawaran negosiasi tarif dari AS. Namun, Tiongkok menegaskan syarat utama untuk memulai negosiasi.
Beijing menekankan kesungguhan AS dalam bernegosiasi, termasuk koreksi praktik yang dianggap salah dan pencabutan tarif sepihak yang telah diberlakukan.
Syarat Tiongkok untuk Negosiasi Tarif
Tiongkok menyatakan bahwa dialog atau pembicaraan hanya akan berhasil jika AS menunjukkan itikad baik dengan membatalkan tarif sepihak. Ketidakseriusan AS, menurut Tiongkok, akan semakin merusak kepercayaan di antara kedua negara.
Pernyataan tegas ini muncul setelah AS mengenakan tarif tinggi hingga 145% pada sejumlah produk Tiongkok pada April lalu. Tiongkok pun membalas dengan tarif 125% untuk impor dari AS.
Kementerian Perdagangan Tiongkok memperingatkan bahwa AS tidak akan berhasil dengan pendekatan yang dianggap sebagai pemaksaan dan pemerasan di balik kedok pembicaraan.
Respons AS Terhadap Tawaran Tiongkok
Presiden AS Donald Trump sebelumnya menyatakan Tiongkok telah menghubungi AS terkait tarif dan optimis akan tercapainya kesepakatan. Washington sendiri telah memberikan penangguhan sementara untuk tarif pada beberapa barang teknologi canggih.
Namun, kebijakan tarif agresif Trump telah berdampak luas. Cina, Uni Eropa (UE), dan negara lain mencari mitra dagang alternatif. Tiongkok sendiri menjadi salah satu penentang terkuat kebijakan tarif Trump.
Sebagai bentuk penolakan, Kementerian Luar Negeri Tiongkok bahkan mengunggah video di media sosial yang menyatakan tekad untuk “tidak pernah berlutut!”.
Dampak Tarif dan Prospek Ke Depan
Tarif tersebut telah berdampak pada pasar global, terlihat dari perlambatan aktivitas pabrik di Tiongkok pada April. Ironisnya, ekspor Tiongkok meningkat lebih dari 12% pada Maret, menunjukkan upaya bisnis untuk mengatasi ketidakpastian menjelang tenggat waktu 90 hari yang ditetapkan Trump.
Di Washington, beberapa pejabat seperti Menteri Keuangan AS Scott Bessent dan penasihat ekonomi Gedung Putih Kevin Hassett, menyatakan optimisme atas kemajuan dalam meredakan ketegangan perdagangan. Bessent memperkirakan proses ini akan bertahap, dimulai dengan meredakan ketegangan sebelum fokus pada kesepakatan perdagangan yang lebih besar.
Pernyataan optimisme dari pejabat AS ini bertolak belakang dengan sikap tegas Tiongkok yang mensyaratkan pencabutan tarif sepihak sebagai bukti itikad baik dari AS. Ketegangan perdagangan AS-Tiongkok masih jauh dari selesai dan akan berdampak signifikan pada perekonomian global.
Situasi ini menunjukkan kompleksitas hubungan ekonomi AS-Tiongkok dan perlunya negosiasi yang dilakukan dengan hati-hati dan penuh itikad baik dari kedua belah pihak. Keberhasilan negosiasi akan sangat bergantung pada komitmen masing-masing negara untuk mencapai solusi yang saling menguntungkan dan mengurangi dampak negatif dari perang tarif.
