Kasus Pemerasan: Clairmont Bungkam, Food Vlogger Codeblu Tetap Jadi Sorotan

Kuasa hukum Clairmont, Dedi Sutanto, menegaskan bahwa kliennya tidak melaporkan food vlogger Codeblu atas tuduhan pemerasan. Laporan polisi yang diajukan hanya terkait dugaan pelanggaran UU ITE karena penyebaran hoaks setelah Codeblu memberikan ulasan negatif terhadap perusahaan kue Clairmont.

Pernyataan ini disampaikan Dedi di Polres Metro Jakarta Selatan pada Selasa, 18 Maret 2025. Meskipun demikian, kemungkinan adanya laporan tambahan terbuka jika ditemukan fakta baru yang relevan.

Bacaan Lainnya

Dedi menekankan bahwa mediasi antara Clairmont dan Codeblu berlangsung cukup baik, namun pihak Clairmont tetap menuntut konsekuensi atas kerugian yang dialami. Kerugian tersebut meliputi kerugian materiil dan imateriil.

Kerugian Materil Clairmont Akibat Ulasan Negatif Codeblu

Clairmont mengalami kerugian materiil sebesar Rp 5 miliar akibat unggahan negatif Codeblu. Angka ini didapat dari audit internal perusahaan yang menghitung penurunan omset setelah ulasan tersebut diunggah. Kerugian tersebut tidak termasuk penurunan nilai merek (brand value).

Penurunan omset signifikan terjadi setelah unggahan Codeblu. Periode Natal dan Tahun Baru yang biasanya menjadi puncak penjualan Clairmont, mengalami penurunan drastis. Hal ini mengakibatkan kerugian finansial yang cukup besar.

Kerugian Imateriil Clairmont

Selain kerugian materiil, Clairmont juga mengalami kerugian imateriil yang signifikan. Beberapa brand besar di Indonesia memutus kontrak kerjasama dengan Clairmont setelah unggahan negatif Codeblu tersebar. Kerugian imateriil ini dinilai lebih besar daripada kerugian materiil.

Kuasa hukum Clairmont lainnya, Erdia Christna, menjelaskan bahwa hilangnya kepercayaan brand partner merupakan pukulan telak bagi perusahaan. Dampak putusnya kerjasama ini jauh lebih besar dibandingkan angka kerugian finansial yang telah dihitung.

Erdia menambahkan bahwa beberapa brand langsung membatalkan kontraknya sehari setelah unggahan Codeblu diunggah. Hal ini menunjukkan betapa cepat dan besarnya dampak negatif dari ulasan tersebut terhadap citra Clairmont.

Kronologi Kasus dan Langkah Hukum yang Diambil

Kasus ini bermula dari ulasan negatif Codeblu terhadap Clairmont pada 15 November 2024. Ulasan tersebut didasarkan pada informasi yang diperoleh Codeblu dari seorang karyawan Clairmont.

Menanggapi hal tersebut, Clairmont melaporkan Codeblu ke pihak kepolisian pada Desember 2024 atas dugaan pelanggaran UU ITE terkait penyebaran hoaks. Pihak Clairmont beranggapan bahwa informasi yang disampaikan Codeblu tidak akurat dan merugikan perusahaan.

Meskipun mediasi telah dilakukan dan Codeblu telah mengakui kesalahannya dan meminta maaf, Clairmont masih mempertimbangkan untuk menuntut Codeblu secara perdata atas kerugian yang dialami. Langkah hukum ini diambil untuk memperoleh ganti rugi atas kerugian materiil dan imateriil yang dialami.

Analisis dan Perspektif

Kasus ini menyoroti pentingnya bertanggung jawab dalam memberikan ulasan atau review, khususnya di platform digital. Ulasan yang tidak akurat dan berpotensi merugikan pihak lain dapat berdampak hukum dan finansial yang serius. Transparansi dan akurasi informasi menjadi kunci dalam memelihara etika di dunia digital.

Di sisi lain, kasus ini juga menjadi studi kasus mengenai dampak ulasan negatif terhadap bisnis, khususnya bisnis yang bergantung pada citra dan kerjasama dengan brand lain. Perlindungan hukum bagi bisnis dari tindakan yang merugikan perlu diperhatikan dan diperkuat.

Ke depan, perlu adanya regulasi yang lebih jelas dan tegas mengenai tanggung jawab vlogger dalam memberikan ulasan di platform digital. Hal ini penting untuk mencegah terjadinya kasus-kasus serupa di masa yang akan datang.

Pos terkait