Kominfo Pastikan Internet Mati Total di Bali saat Nyepi 2025

Hari Raya Nyepi tahun 2025 jatuh pada tanggal 29 Maret, bertepatan dengan puncak arus mudik Lebaran. Hal ini menimbulkan tantangan tersendiri dalam penyelenggaraan Hari Raya Nyepi, yang merupakan hari suci bagi umat Hindu di Bali.

Menanggapi hal ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyatakan akan memenuhi permintaan Pemerintah Provinsi Bali untuk menangguhkan sementara layanan telekomunikasi, termasuk internet dan penyiaran di Pulau Dewata. Penangguhan ini dilakukan untuk menghormati umat Hindu yang menjalankan Catur Brata Penyepian.

Bacaan Lainnya

Catur Brata Penyepian dan Makna Nyepi

Catur Brata Penyepian terdiri dari empat pantangan utama yang dijalankan selama 24 jam: Amati Geni (tidak menyalakan api), Amati Karya (tidak bekerja), Amati Lelungan (tidak bepergian), dan Amati Lelanguan (tidak menghibur diri). Empat pantangan ini bertujuan untuk menciptakan suasana hening dan kontemplatif bagi umat Hindu dalam rangka refleksi diri dan penyucian.

Nyepi lebih dari sekedar hari libur; ini adalah momen penting bagi umat Hindu Bali untuk menyucikan diri dan alam semesta, sekaligus merefleksikan tindakan dan pikiran selama setahun terakhir. Tradisi ini merupakan wujud dari Tri Hita Karana, yaitu harmoni antara manusia, Tuhan, dan alam.

Penangguhan Layanan Telekomunikasi

Menteri Kominfo, Meutya Hafid, menyatakan, “Untuk Hari Raya Nyepi, kami akan menyiapkan surat kepada seluruh operator seluler serta penyedia penyiaran untuk menghentikan penyiaran dan layanan selama satu hari.” Pernyataan ini menegaskan komitmen pemerintah dalam menghormati tradisi dan kesucian Hari Raya Nyepi.

Direktur Jenderal Infrastruktur Digital Kementerian Kominfo, Wayan Toni Supriyanto, memberikan penjelasan lebih rinci mengenai penangguhan layanan. Ia menyebutkan, layanan telekomunikasi dan penyiaran akan ditangguhkan mulai pukul 06.00 WITA tanggal 29 Maret hingga pukul 06.00 WITA tanggal 30 Maret 2025. “Selama Hari Raya Nyepi, semua layanan internet dan penyiaran akan mati mulai pukul 6 pagi hingga pukul 6 pagi keesokan harinya,” tegas Wayan Toni.

Upacara Sebelum Hari Raya Nyepi

Sebelum Hari Raya Nyepi, berbagai upacara keagamaan akan diselenggarakan di berbagai wilayah di Bali. Upacara Melasti, misalnya, merupakan ritual pembersihan diri dan alam yang dilakukan di laut atau sumber air suci. Upacara ini dilakukan untuk menyucikan diri dan alam semesta sebelum memasuki masa Nyepi.

Selain Melasti, ada juga upacara Pengerupukan yang diiringi dengan pawai Ogoh-ogoh, patung raksasa yang melambangkan buang segala hal negatif. Pawai Ogoh-ogoh merupakan daya tarik tersendiri bagi wisatawan dan warga Bali sendiri, menunjukkan keunikan budaya Bali dalam menyambut Nyepi.

Antisipasi Kepadatan Arus Mudik

Keberadaan Nyepi yang bertepatan dengan puncak arus mudik Lebaran 2025 menuntut antisipasi yang matang. Kemungkinan besar akan terjadi kepadatan di jalur-jalur utama, terutama di penyeberangan Gilimanuk-Ketapang. Pemerintah daerah setempat dan pihak terkait telah mempersiapkan langkah-langkah untuk mengantisipasi hal ini, misalnya dengan menyiapkan tempat peristirahatan (buffer zone) untuk pemudik.

Kominfo juga telah menyiapkan strategi untuk menjaga konektivitas jaringan dan telekomunikasi yang optimal selama periode arus mudik Lebaran, meskipun layanan di Bali akan dihentikan sementara selama Nyepi.

Libur Panjang Nyepi dan Lebaran

Pemerintah telah menetapkan cuti bersama untuk Nyepi pada tanggal 28 Maret 2025. Cuti bersama ini, bersamaan dengan libur Lebaran, menciptakan libur panjang hingga 11 hari berturut-turut. Hal ini tentu akan dimanfaatkan banyak orang untuk berlibur dan berkumpul bersama keluarga.

Namun, penting untuk diingat bahwa selama Hari Raya Nyepi, aktivitas di Bali sangat terbatas. Masyarakat diimbau untuk menghormati kesucian hari raya ini dengan tidak melakukan aktivitas yang melanggar Catur Brata Penyepian.

Secara keseluruhan, perpaduan Nyepi dan libur Lebaran tahun 2025 akan menjadi momen unik dan penting bagi Bali. Pemerintah perlu memastikan terselenggaranya kedua perayaan ini dengan baik, baik dari aspek keagamaan maupun dari sisi keamanan dan kenyamanan masyarakat.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *